BarataNews.id, Tokyo – Lebih dari 10.000 warga Jepang dilarikan ke rumah sakit dalam sepekan terakhir akibat cuaca panas ekstrem yang melanda sejumlah wilayah di negara tersebut.
Pemerintah Jepang melaporkan, sejak 21 Juli 2025, sebanyak 10.804 orang mengalami gangguan kesehatan terkait sengatan panas dan harus menjalani perawatan medis.
Menurut Badan Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Jepang, sebanyak 16 orang dari 14 prefektur dilaporkan meninggal dunia akibat paparan suhu tinggi tersebut.
Mayoritas Korban Lansia, Ratusan Dirawat Serius
Data juga menunjukkan bahwa 260 orang membutuhkan perawatan medis jangka panjang lebih dari tiga pekan, sementara 3.624 lainnya dirawat untuk kondisi ringan hingga sedang.
Sebanyak 55,6% dari pasien yang dilarikan ke rumah sakit merupakan warga lanjut usia berusia 65 tahun ke atas.
Hingga pukul 15.00 waktu setempat pada Selasa, suhu di 318 dari total 914 titik pengamatan tercatat melebihi 35°C. Ini merupakan rekor tertinggi sejak 2010.
Suhu tertinggi tercatat di Kota Gujo, Prefektur Gifu, Jepang tengah, dengan temperatur mencapai 39,8°C. Rekor baru suhu tertinggi juga terjadi di 37 lokasi pengamatan lainnya.
Otoritas setempat memperingatkan bahwa cuaca panas ekstrem kemungkinan besar masih akan berlangsung dalam waktu dekat.
Pemerintah mengimbau masyarakat untuk menjaga hidrasi tubuh dan menggunakan pendingin ruangan secara optimal guna menghindari risiko kesehatan yang lebih serius.