BarataNews.id, Jakarta – Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) menyatakan secara tegas menolak usulan penggunaan kapal laut sebagai alternatif moda transportasi untuk keberangkatan jemaah haji. Penolakan ini disampaikan langsung oleh Tenaga Ahli BP Haji, Ichsan Marsha, saat ditemui di Kota Padang, Sumatera Barat, Sabtu (12/7).
Pernyataan ini merupakan tanggapan atas wacana yang disampaikan Menteri Agama Nasaruddin Umar, yang sebelumnya menyebut adanya kemungkinan menjajaki jalur laut sebagai opsi pemberangkatan jemaah haji dan umrah. Namun menurut Ichsan, ide tersebut bertolak belakang dengan semangat yang sedang dibangun oleh BP Haji untuk memberikan layanan terbaik bagi jemaah Indonesia.
Durasi dan Efisiensi Jadi Pertimbangan Utama
BP Haji menilai penggunaan kapal laut akan berdampak langsung pada lamanya waktu perjalanan dari Indonesia ke Arab Saudi. Ini dinilai kontraproduktif dengan upaya pemerintah yang saat ini tengah berusaha memangkas masa tinggal jemaah haji di Tanah Suci dari 40 hari menjadi hanya 30 hari.
“Jika kapal laut dipilih, durasi perjalanan akan semakin panjang, dan itu mengganggu target pengurangan lama tinggal jemaah yang sedang kami usahakan,” ujar Ichsan.
Ia juga menambahkan bahwa opsi kapal laut tidak memberikan keuntungan secara ekonomi. Padahal, Presiden RI Prabowo Subianto telah memberikan arahan kepada BP Haji untuk mencari solusi agar biaya haji (Bipih) pada musim mendatang bisa lebih rendah dibandingkan tahun ini.
Tidak Ekonomis dan Rentan Risiko Logistik
Ichsan menjelaskan lebih lanjut bahwa perjalanan laut memerlukan waktu yang jauh lebih lama serta fasilitas penunjang yang kompleks. Hal ini membuat opsi tersebut tidak efisien, baik dari segi biaya, waktu, maupun pelayanan.
“Artinya, usulan menggunakan kapal laut ini akan menggeser keinginan kita di awal tadi, seperti upaya menekan biaya haji dan mengurangi masa tinggal di Tanah Suci,” imbuhnya.
Pemerintah Tetap Buka Diskusi dengan Saudi
Sementara itu, Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan bahwa pemerintah tetap membuka kemungkinan jalur laut untuk pelaksanaan ibadah haji dan umrah di masa depan. Ia menyebut bahwa diskusi telah dilakukan dengan sejumlah pejabat di Arab Saudi, dan ide tersebut dinilai memiliki potensi jangka panjang.
“Digagas ke depan kami kira sangat prospektif memperkenalkan umrah dan haji melalui kapal laut,” kata Nasaruddin.
Meski demikian, keputusan final mengenai penggunaan moda transportasi alternatif tetap bergantung pada kajian teknis dan kesiapan operasional kedua negara.