BarataNews.id, Jakarta – Langkah Elon Musk mendirikan partai politik baru bertajuk America Party memicu guncangan di pasar keuangan global. Sejak pengumuman tersebut, kekayaan bersih CEO Tesla itu dilaporkan anjlok sekitar USD 15,3 miliar atau setara Rp 243,8 triliun, seiring turunnya harga saham Tesla sebesar 6,8 persen.
Saham Tesla ditutup pada harga USD 293,94 pada awal pekan ini, kehilangan nilai pasar lebih dari USD 79 miliar dalam satu hari perdagangan. Penurunan itu terjadi setelah Musk pada Sabtu (5/7) lalu menyatakan pembentukan partai politik baru yang bertujuan menggoyang dominasi Partai Republik dan Demokrat di Amerika Serikat.
Sebagian besar kekayaan Musk memang terkait langsung dengan saham Tesla. Menurut Bloomberg Billionaires Index, total kekayaan pria terkaya dunia itu kini tersisa sekitar USD 346 miliar, turun dari USD 361 miliar sebelumnya.
Ketegangan dengan Trump dan Ketidakpastian Investor
Pendirian America Party juga menandai pecahnya hubungan politik antara Musk dan mantan Presiden Donald Trump. Keduanya berselisih terkait RUU One Big Beautiful Bill yang dinilai Musk bisa meningkatkan defisit anggaran hingga USD 3 triliun dan menghapus insentif penting bagi kendaraan listrik. Trump menanggapi sinis rencana Musk, menyebutnya sebagai “langkah konyol”.
Investor pun mulai mempertanyakan fokus Musk terhadap bisnis. Sejumlah pemegang saham sebelumnya bahkan telah meminta Musk untuk mencurahkan minimal 40 jam kerja per minggu untuk Tesla. Keterlibatannya dalam ranah politik dianggap mengganggu perhatian yang seharusnya diberikan kepada operasional perusahaan.
