Scroll untuk baca artikel
BeritaInternasional

Negara BRICS Kecam Tarif Dagang Trump di KTT Rio 2025

×

Negara BRICS Kecam Tarif Dagang Trump di KTT Rio 2025

Sebarkan artikel ini

Kebijakan sepihak AS disebut mengancam perdagangan global, BRICS serukan reformasi sistem ekonomi dunia.

Para Pemimpin Brics Berkumpul Di Rio De Janeiro Bahas Kebijakan Tarif Global

BarataNews.id, Rio de Janeiro – Negara-negara anggota BRICS menyatakan keprihatinan serius terhadap kebijakan tarif sepihak Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS di Rio de Janeiro, Brasil, Minggu (6/7/2025). Dalam draf deklarasi yang beredar, tindakan tarif AS dinilai sewenang-wenang dan berpotensi merusak stabilitas ekonomi dunia.

Para pemimpin dari 11 negara utama, termasuk Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, menyebut kebijakan tersebut melanggar prinsip perdagangan internasional. “Tindakan tarif dan non-tarif sepihak telah mendistorsi perdagangan dan tidak sejalan dengan aturan WTO,” bunyi pernyataan tersebut mengutip laporan France24.

Meskipun tidak secara eksplisit menyebut nama Amerika Serikat atau Presiden Trump, isi dokumen dinilai sebagai sindiran tegas kepada kebijakan Washington. BRICS menilai pendekatan proteksionis tersebut sebagai ancaman terhadap kelangsungan perdagangan multilateral dan pembangunan ekonomi global.

Xi dan Putin Absen, Brasil Pimpin Agenda Reformasi Ekonomi
KTT yang berlangsung dalam pengamanan ketat itu diwarnai absennya dua pemimpin penting: Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Xi untuk pertama kalinya dalam 12 tahun tidak hadir dalam KTT BRICS dan memilih mengirimkan Perdana Menteri Li Qiang. Sementara Putin mengikuti secara daring dari Moskwa.

Ketidakhadiran kedua tokoh ini dinilai mengurangi bobot politik forum tersebut, namun tidak menghalangi jalannya agenda utama. Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva sebagai tuan rumah justru menekankan pentingnya peran negara berkembang dalam menghadapi gelombang proteksionisme global.

“Menghadapi kebangkitan proteksionisme, menjadi tanggung jawab negara-negara berkembang untuk mempertahankan rezim perdagangan multilateral dan mereformasi arsitektur keuangan internasional,” ujar Lula dalam pidatonya di forum bisnis BRICS sehari sebelumnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *