BarataNews.id, Beijing – Pemerintah China akhirnya angkat suara menanggapi pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengumumkan gencatan senjata penuh antara Israel dan Iran pada Selasa (24/6/2025). Dalam pernyataan resmi, Beijing menyerukan agar kedua negara segera kembali ke jalur penyelesaian politik dan menyindir bahwa kekuatan militer tak akan pernah membawa perdamaian sejati.
“Fakta telah membuktikan bahwa cara militer tidak dapat membawa perdamaian. Dialog dan negosiasi adalah satu-satunya jalan yang benar untuk menyelesaikan konflik,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, dalam konferensi pers yang dikutip kantor berita AFP.
Sebelumnya, Presiden Trump mengumumkan bahwa gencatan senjata antara Israel dan Iran berlaku efektif pada Selasa, setelah kedua negara menyelesaikan misi militer terakhir mereka. Trump bahkan menyatakan bahwa perang sudah selesai dan mengimbau kedua pihak untuk tidak melanggarnya.
Pemerintah Israel pun mengonfirmasi telah menerima usulan gencatan senjata dari Trump, setelah mereka menyatakan telah berhasil menyingkirkan “ancaman eksistensial ganda” berupa program nuklir dan rudal balistik Iran. Meski demikian, Israel tetap memperingatkan akan memberikan respons tegas terhadap setiap pelanggaran dari pihak Iran.
China Dorong Peran Internasional untuk Damai Timur Tengah
Menanggapi perkembangan ini, China menyatakan kesediaannya untuk turut berkontribusi dalam menjaga stabilitas di kawasan Timur Tengah bersama masyarakat internasional. “Pihak China bersedia bekerja sama dengan komunitas global untuk menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan,” lanjut Guo Jiakun.
Sikap China ini menegaskan pendekatan Beijing yang konsisten dalam mendukung penyelesaian diplomatik atas berbagai konflik internasional, termasuk di kawasan rawan seperti Timur Tengah. China juga menegaskan bahwa stabilitas Teluk sangat penting bagi kepentingan ekonomi global, terutama terkait suplai energi.
Pernyataan China ini dinilai sejumlah pengamat sebagai sinyal keras terhadap kebijakan luar negeri AS yang cenderung mengandalkan kekuatan militer. Meski tidak menyebut langsung nama Trump, pernyataan Guo Jiakun secara implisit menyindir kebijakan AS dan sekutu yang dinilai hanya memperpanjang ketegangan kawasan.
Konflik antara Israel dan Iran telah menewaskan ratusan orang dalam dua pekan terakhir dan memicu kekhawatiran global akan meluasnya perang di Timur Tengah. Gencatan senjata yang diumumkan oleh Trump menjadi titik balik penting, namun sejumlah negara, termasuk China, menilai stabilitas sejati hanya bisa dicapai lewat jalur damai.