Baratanews.id – Donald Trump kembali menggemparkan dunia teknologi dengan peluncuran smartphone terbaru bernama T1 Phone. Ponsel ini diklaim sebagai produk buatan Amerika Serikat dan ditawarkan dengan harga terjangkau, yakni USD 99 atau sekitar Rp8 juta. Peluncuran T1 Phone ini tak hanya menjadi sorotan karena melibatkan mantan Presiden AS, tapi juga karena berbagai kontroversi yang mengikutinya.
T1 Phone berjalan dengan sistem operasi Android dan dipasarkan bersamaan dengan layanan jaringan bernama “Tram Mobile”, yang ditawarkan seharga Rp775.000. Trump mengklaim bahwa ponsel ini merupakan simbol kemandirian teknologi Amerika dan alternatif dari produk-produk raksasa teknologi yang dinilainya terlalu bergantung pada manufaktur luar negeri.
Namun, tak butuh waktu lama hingga klaim tersebut menuai keraguan dari para pakar industri. Sejumlah analis teknologi menyangsikan keaslian status “buatan Amerika” dari T1 Phone. Mereka menduga kuat bahwa perangkat ini justru dirakit di Tiongkok, mengingat keterbatasan infrastruktur produksi smartphone di Amerika Serikat.
“Tidak ada fasilitas manufaktur smartphone berskala besar yang aktif di AS saat ini. Jadi sangat kecil kemungkinan T1 Phone benar-benar dirakit di dalam negeri,” ungkap seorang analis industri teknologi yang enggan disebutkan namanya.
Spekulasi ini memperkuat dugaan bahwa peluncuran T1 Phone lebih bernuansa politis daripada inovatif secara teknologi. Trump sendiri belum memberikan tanggapan langsung atas kritik ini, meski tim pemasarannya tetap gencar menyuarakan bahwa produk ini adalah “100% kebanggaan Amerika.”
Munculnya T1 Phone juga memicu perdebatan mengenai standar transparansi dalam pelabelan produk teknologi, terlebih di tengah ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Di sisi lain, masyarakat kini penasaran apakah klaim Trump bisa dibuktikan atau justru akan terbongkar sebagai sekadar strategi kampanye.