Scroll untuk baca artikel
BisnisInternasional

Indonesia Ditargetkan Jadi Negara Industri Manufaktur Terbesar ke-4 di Asia

×

Indonesia Ditargetkan Jadi Negara Industri Manufaktur Terbesar ke-4 di Asia

Sebarkan artikel ini
Pekerja Industri Manufaktur Mengemas Mesin Ekspor Buatan Indonesia Di Pabrik Malang, Jawa Timur

BarataNews.id, Tangerang – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menargetkan Indonesia mampu menempati posisi keempat sebagai negara dengan industri manufaktur terbesar di Asia dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan. Optimisme ini didasarkan pada capaian nilai tambah sektor manufaktur nasional yang terus meningkat secara konsisten dalam beberapa tahun terakhir.

Saat memberikan sambutan dalam pembukaan ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 di ICE BSD, Kamis (24/7), Agus menyatakan bahwa Indonesia saat ini telah menduduki peringkat kelima di Asia berdasarkan nilai tambah manufaktur atau Manufacturing Value Added (MVA). Indonesia hanya berada di bawah Tiongkok, Jepang, India, dan Korea Selatan.

“Saya yakin, dalam 5-10 tahun ke depan, Indonesia bisa menggeser salah satu negara di atas kita dan menjadi nomor 4 terbesar di Asia,” ujar Agus.

Nilai Tambah Manufaktur Indonesia Lampaui Rata-Rata Global

Data dari Bank Dunia mencatat bahwa pada tahun 2023, nilai tambah sektor manufaktur Indonesia mencapai 255,96 miliar dolar AS. Angka ini jauh melampaui rata-rata global yang tercatat sebesar 78,73 miliar dolar AS. Pencapaian tersebut sekaligus menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah industri manufaktur nasional.

Secara global, Indonesia kini berada di peringkat ke-12 dunia dan menduduki posisi pertama di kawasan ASEAN, unggul dua kali lipat dari Thailand yang menempati peringkat kedua. “Indonesia nomor satu di ASEAN. Thailand, sebagai peringkat dua, hanya mencetak setengah dari apa yang dicapai Indonesia,” imbuh Agus.

Kontribusi Manufaktur Dominasi Ekspor Nasional

Sektor manufaktur juga masih menjadi tulang punggung ekspor Indonesia. Sepanjang tahun 2024, ekspor produk manufaktur menyumbang sekitar 74,25 persen dari total ekspor nasional dengan nilai mencapai 196,5 miliar dolar AS. Angka tersebut tumbuh 5,11 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara itu, pada kuartal pertama 2025, ekspor produk manufaktur telah mencatatkan nilai hampir 60 miliar dolar AS, atau setara dengan 80 persen dari total ekspor nasional. Kontribusi kuat sektor ini juga mencatatkan surplus perdagangan sebesar 10,4 miliar dolar AS pada periode yang sama.

Agus juga mengungkapkan bahwa sejumlah produsen otomotif global telah menyatakan komitmennya untuk memperluas basis produksi dan ekspor dari Indonesia. “Mereka sudah memberikan komitmen kepada saya sebagai Menteri bahwa mereka akan memperluas pasar ekspornya dari Indonesia,” ujarnya.

Dengan berbagai pencapaian ini, pemerintah optimistis industri manufaktur akan terus menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi nasional dan memperkuat posisi Indonesia di kancah industri Asia dan global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *