BarataNews.id, Jakarta – Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia menyatakan kesiapannya untuk membeli 50 unit pesawat Boeing asal Amerika Serikat sebagai bagian dari kerja sama bilateral RI-AS dalam kerangka perjanjian dagang resiprokal. Langkah ini sekaligus menjadi bagian dari strategi perusahaan dalam memperkuat armada serta mendukung pemulihan finansial pascarestrukturisasi.
Kesepakatan ini tercetus setelah pemerintah Amerika Serikat dan Indonesia menyetujui pengurangan tarif impor bagi produk Indonesia ke pasar AS hingga 19 persen. Sebagai gantinya, Indonesia meningkatkan volume pembelian produk ekspor AS, termasuk pesawat Boeing. Garuda Indonesia menjadi pihak utama dalam implementasi kebijakan ini dengan rencana pembelian 50 unit pesawat.
Melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang disampaikan pada Rabu, 23 Juli 2025, manajemen Garuda Indonesia memaparkan dua sumber utama pendanaan untuk pembelian pesawat tersebut. Pertama berasal dari pendanaan internal yang disiapkan melalui skema restrukturisasi perusahaan yang telah mendapatkan persetujuan Menteri BUMN, Presiden RI, dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada akhir Juni 2025.
Didukung Investor dan Mitra Strategis
Skema pendanaan kedua akan mengandalkan kerja sama strategis dengan sejumlah investor eksternal. Saat ini, proses penjajakan terhadap calon investor tersebut masih berlangsung. Manajemen Garuda menegaskan bahwa pihaknya tengah menjalin komunikasi intensif dengan para mitra potensial yang dinilai mampu menopang pembiayaan jangka panjang.
Selain soal pendanaan, Garuda Indonesia juga terus berdiskusi dengan pihak Boeing terkait skema pembelian, termasuk penentuan tipe pesawat yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Garuda di masa depan. Faktor efisiensi, kapasitas, dan karakteristik rute menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan jenis armada yang akan digunakan.
Fokus pada Ekspansi dan Efisiensi
Langkah ekspansi armada ini disebut sebagai bagian dari strategi jangka panjang Garuda Indonesia untuk meningkatkan daya saing, memperluas jaringan penerbangan internasional, serta meningkatkan layanan kepada penumpang. Dengan didukung armada baru, Garuda berharap bisa mengoptimalkan rute-rute unggulan, sekaligus menyesuaikan diri dengan tren kebutuhan pasar penerbangan pascapandemi.
Garuda juga menyatakan kesiapannya menyambut pengiriman pesawat tahap awal yang dijadwalkan akan dimulai dalam waktu dekat, tergantung hasil akhir dari proses negosiasi teknis dengan Boeing. Manajemen menggarisbawahi bahwa sinergi antara pemerintah, BUMN, dan mitra strategis luar negeri menjadi kunci dalam mewujudkan transformasi Garuda Indonesia sebagai maskapai nasional unggulan di kawasan.