Data bea cukai menunjukkan bahwa impor nikel murni China mencapai lebih dari 77 ribu ton dalam lima bulan pertama 2025 — tertinggi sejak 2019 dan dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Namun, konsumsi nikel tidak naik seiring, hanya tumbuh 5–10% per tahun, mengindikasikan adanya penimbunan besar.
Strategi Cadangan dan Dampak Global
Analis industri menyebutkan bahwa langkah China tidak hanya terbatas pada nikel. Beijing juga dikabarkan mulai menimbun logam penting lain seperti litium, kobalt, dan tembaga. Ini sejalan dengan strategi negara tersebut untuk menjaga kemandirian pasokan bahan baku di tengah ketegangan dagang dengan Barat.
China juga menarik nikel dari gudang LME (London Metal Exchange) dalam jumlah besar. Hingga akhir Juni 2025, penarikan tercatat mencapai hampir 79 ribu ton — jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pakar pasar percaya bahwa aksi penimbunan ini bisa menjadi penopang harga nikel dunia di tengah penurunan permintaan kendaraan listrik berbasis nikel. Selain itu, langkah ini menunjukkan bagaimana China mampu menggunakan instrumen ekonomi untuk menyiasati tekanan politik internasional.