BarataNews.id, Jakarta – China dilaporkan tengah menimbun nikel dalam jumlah besar secara diam-diam, memanfaatkan harga global yang rendah di tengah memanasnya perang dagang dengan Amerika Serikat. Tindakan ini disebut sebagai strategi untuk memperkuat cadangan logam strategis nasional di tengah ketegangan geopolitik yang meningkat.
Menurut laporan Financial Times yang dikutip CNBC Indonesia, Negeri Tirai Bambu telah membeli hingga 100 ribu ton nikel berkualitas tinggi sejak Desember 2024. Logam ini digunakan dalam pembuatan baja tahan karat serta baterai kendaraan listrik (EV), dua sektor yang sangat penting dalam pembangunan industri teknologi China.
Sumber menyebutkan pembelian dilakukan oleh Administrasi Cadangan Pangan dan Strategis Nasional China. Sebagian besar nikel yang dibeli adalah logam murni kelas satu, yang memiliki nilai tinggi dalam industri pelapisan listrik, kedirgantaraan, dan baterai.
Dominasi Pasar Global dan Peran Indonesia
Langkah China ini dinilai sebagai upaya mempertahankan dominasinya dalam rantai pasok global logam kritis dan tanah jarang. Indonesia menjadi sorotan utama karena memiliki cadangan nikel terbesar di dunia dan memasok hampir dua pertiga produksi global.
Selama dua tahun terakhir, harga nikel turun sekitar 40% akibat ekspansi produksi besar-besaran dari Indonesia. Kondisi ini dimanfaatkan China untuk menambah stok strategis, termasuk kemungkinan besar membeli langsung dari Indonesia.