Scroll untuk baca artikel
BisnisInternasional

China Diam-Diam Timbun Nikel RI di Tengah Perang Dagang Global

×

China Diam-Diam Timbun Nikel RI di Tengah Perang Dagang Global

Sebarkan artikel ini

Beijing disebut menggandakan cadangan nikelnya sejak akhir 2024 dengan memanfaatkan anjloknya harga, termasuk nikel asal Indonesia

Nickel Mining In Indonesia
A dump truck travels along an access road at a nickel mine operated by PT Citra Sejahtera Persada in Morowali Regency, Central Sulawesi, Indonesia, on Thursday, March 17, 2022. Indonesia, the world’s top nickel producer, will raise production capacity of the metal after prices soared past $100,000 a ton, while the coal market is unlikely to get similar relief. Photographer: Dimas Ardian/Bloomberg

BarataNews.id, Jakarta – China dilaporkan tengah menimbun nikel dalam jumlah besar secara diam-diam, memanfaatkan harga global yang rendah di tengah memanasnya perang dagang dengan Amerika Serikat. Tindakan ini disebut sebagai strategi untuk memperkuat cadangan logam strategis nasional di tengah ketegangan geopolitik yang meningkat.

Menurut laporan Financial Times yang dikutip CNBC Indonesia, Negeri Tirai Bambu telah membeli hingga 100 ribu ton nikel berkualitas tinggi sejak Desember 2024. Logam ini digunakan dalam pembuatan baja tahan karat serta baterai kendaraan listrik (EV), dua sektor yang sangat penting dalam pembangunan industri teknologi China.

Sumber menyebutkan pembelian dilakukan oleh Administrasi Cadangan Pangan dan Strategis Nasional China. Sebagian besar nikel yang dibeli adalah logam murni kelas satu, yang memiliki nilai tinggi dalam industri pelapisan listrik, kedirgantaraan, dan baterai.

Dominasi Pasar Global dan Peran Indonesia

Langkah China ini dinilai sebagai upaya mempertahankan dominasinya dalam rantai pasok global logam kritis dan tanah jarang. Indonesia menjadi sorotan utama karena memiliki cadangan nikel terbesar di dunia dan memasok hampir dua pertiga produksi global.

Selama dua tahun terakhir, harga nikel turun sekitar 40% akibat ekspansi produksi besar-besaran dari Indonesia. Kondisi ini dimanfaatkan China untuk menambah stok strategis, termasuk kemungkinan besar membeli langsung dari Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *