BarataNews.id, Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Sosial akan mulai mengoperasikan Sekolah Rakyat pada 14 Juli 2025. Sekolah berasrama ini menyasar anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem dalam Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Salah satu ciri khasnya adalah penggunaan kurikulum tailor-made atau kurikulum yang dirancang khusus.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf menjelaskan bahwa kurikulum Sekolah Rakyat tidak bersifat generik, melainkan disesuaikan dengan kondisi sosial, psikologis, dan potensi masing-masing peserta didik. Kurikulum ini disusun secara kontekstual agar mampu menjawab kebutuhan nyata anak-anak dari latar belakang rentan.
Tiga Muatan Kurikulum
Kurikulum tailor-made ini terbagi menjadi tiga pilar utama, yaitu:
1. Kurikulum Persiapan (Learner Preparatoal)
Tahap awal ini fokus pada pemetaan potensi siswa melalui asesmen fisik, mental, dan akademik. Hasil dari talent mapping ini menjadi dasar untuk pendekatan belajar selanjutnya yang lebih efektif.
2. Kurikulum Sekolah Formal
Disesuaikan dengan standar nasional, kurikulum ini mencakup kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Pelaksanaan dilakukan pada pagi hingga sore hari layaknya sekolah umum.
3. Kurikulum Asrama (Boarding)
Sebagai program berbasis asrama, siswa juga dibekali pendidikan karakter di luar jam pelajaran utama. Fokusnya mencakup pembentukan nilai kepemimpinan, spiritualitas, nasionalisme, serta penguatan kemampuan komunikasi dan berbahasa.