The Fed Tahan Bunga, Tapi Pasar Tetap Waspada
Saat ini, The Fed masih mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25–4,5% dan belum memberikan sinyal kuat kapan akan menurunkannya. Meskipun ada ekspektasi penurunan sebesar 50 basis poin hingga akhir tahun, para pembuat kebijakan menyatakan mereka masih menunggu data yang lebih konsisten terkait inflasi.
Ketua The Fed Jerome Powell mengaku bahwa tekanan politik tidak akan memengaruhi kebijakan yang diambil lembaganya. Namun, Trump berulang kali menyebut kebijakan Powell membuat biaya pinjaman pemerintah terlalu tinggi dan merugikan rakyat Amerika.
Rencana Trump untuk mengubah arah kepemimpinan The Fed tentu tak hanya berdampak di dalam negeri, tetapi juga bisa memicu gejolak di pasar global. Suku bunga The Fed sangat berpengaruh terhadap arus modal dunia, nilai tukar mata uang, hingga harga komoditas.
Di negara berkembang seperti Indonesia, perubahan suku bunga AS bisa memicu volatilitas nilai tukar dan tekanan pada sektor keuangan. Pengamat pasar menilai, jika suku bunga AS turun terlalu cepat, maka capital inflow bisa melonjak tetapi berisiko memicu inflasi global.
Situasi ini akan menjadi perhatian utama para pelaku pasar menjelang pemilihan presiden AS dan masa akhir jabatan Jerome Powell. Publik dunia kini menanti apakah Trump benar-benar akan menepati ucapannya—dan seberapa besar dampaknya terhadap kebijakan moneter dunia.