“Yang tidak setia kepada negara akan kita singkirkan dengan tidak ragu-ragu. Tanpa memandang keluarga siapa, partai mana, suku mana. Yang melanggar UU, yang melanggar UUD akan kita tindak,” tegasnya.
Ia juga memberi peringatan kepada para pejabat yang tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik. “Lebih baik mundur sebelum saya berhentikan,” katanya dengan nada tegas.
Pernyataan Tegas Berulang Kali Disuarakan
Sikap keras Prabowo terhadap korupsi bukan kali ini saja disampaikan. Dalam berbagai kesempatan sebelumnya, termasuk saat Upacara Hari Lahir Pancasila di awal Juni lalu, ia menyebut banyaknya ‘maling’ yang mencuri kekayaan negara secara besar-besaran.
“Kekayaan kita sangat besar, tapi terlalu banyak maling-maling yang mencuri uang rakyat,” kata Prabowo dalam pidato sebelumnya.
Ia menekankan pentingnya kembali pada nilai-nilai Pancasila, khususnya integritas dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Upaya ini, menurutnya, menjadi fondasi utama dalam membangun negara yang maju dan bermartabat.
Dengan pernyataan-pernyataan ini, Prabowo ingin mengirimkan sinyal kuat bahwa tidak akan ada kompromi bagi mereka yang menggerogoti uang rakyat. Pemberantasan korupsi disebutnya sebagai langkah fundamental menuju Indonesia yang bersih, makmur, dan berdaulat.