Saeful Klaim Hanya Menyampaikan Pesan
Dalam keterangan terpisah di persidangan tanggal 22 Mei, Saeful menyampaikan bahwa dirinya mendapatkan tekanan dari Hasto setelah menerima kabar penolakan PAW Harun Masiku oleh KPU. Saat itu, ia menyebut Hasto mempertanyakan penolakan tersebut dengan nada tinggi dan meminta agar urusan PAW diselesaikan secepatnya.
Saeful juga mengaku bahwa dirinya diminta menyampaikan kepada pihak terkait bahwa urusan PAW tersebut mendapat “garansi” langsung dari Hasto dan merupakan “perintah ibu”. Namun, saat ditanya lebih lanjut, ia mengaku tidak mengetahui siapa yang dimaksud dengan “ibu”.
“Saya nggak ngerti ibu siapa. Saya nggak paham. Cuma saya hanya menyampaikan kalimat itu kepada Wahyu, yang saat itu saya nggak pernah komunikasikan ke Wahyu, tapi saya komunikasikan ke Tio,” ucapnya.
Rangkaian Tekanan dan Dana Operasional
Persidangan juga mengungkap bahwa pada masa itu, eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan diduga telah menerima dana operasional dalam kaitannya dengan pengurusan PAW. Saeful menyebut sempat mendapatkan informasi bahwa meskipun pleno pertama di KPU menolak PAW Harun, Wahyu akan mengatur ulang pleno kedua setelah PDIP menyempurnakan postulat hukumnya.
Tak lama setelah itu, muncul surat dari Hasto yang mempertanyakan alasan penolakan tersebut, yang menurut Saeful disampaikan dengan nada tinggi. Surat itulah yang kemudian memicu desakan agar pleno ulang dilakukan untuk mengakomodasi keinginan partai.
Persidangan akan dilanjutkan dengan agenda pemanggilan saksi tambahan dan pemeriksaan lanjutan terhadap bukti-bukti yang memperkuat dugaan adanya intervensi dalam proses PAW Harun Masiku.