Scroll untuk baca artikel
BeritaInternasional

Cuaca Buruk Gagalkan Heli, Tim SAR Tandu Jenazah Juliana 6 Jam Nonstop

×

Cuaca Buruk Gagalkan Heli, Tim SAR Tandu Jenazah Juliana 6 Jam Nonstop

Sebarkan artikel ini

Basarnas ungkap cuaca ekstrem paksa tim SAR mengevakuasi jenazah pendaki Brasil Juliana Marins secara manual hingga RS Bhayangkara selama berjam-jam.

Tim Sar Menandu Jenazah Juliana Marins Menuruni Gunung Rinjani Dalam Kondisi Cuaca Buruk

BarataNews.id, Mataram – Proses evakuasi jenazah Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang meninggal dunia di Gunung Rinjani, berlangsung dramatis dan penuh perjuangan. Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii mengungkapkan bahwa jenazah korban terpaksa ditandu oleh tim SAR selama lebih dari enam jam akibat cuaca buruk yang menggagalkan rencana penggunaan helikopter.

Menurut Syafii, awalnya tim SAR telah menyiapkan helikopter sebagai opsi utama untuk mempercepat proses evakuasi dari lokasi kejadian di jurang Rinjani menuju rumah sakit. Namun, kondisi cuaca ekstrem yang melanda kawasan pegunungan membuat penggunaan heli tidak memungkinkan. Akibatnya, tim gabungan harus menempuh jalur darat dengan berjalan kaki menandu jenazah menembus medan sulit.

“Awalnya kita ingin melaksanakan evakuasi secepat mungkin dengan menggunakan heli. Tapi ternyata cuaca tidak memungkinkan, dan akhirnya kita harus tempuh jalur darat,” ujar Syafii dalam keterangannya, Kamis (26/6), dikutip dari siaran Metro Pagi Primetime.

Setelah berhasil dievakuasi dari kedalaman 600 meter di kawasan tebing Rinjani, jenazah Juliana dibawa menuju Pos Pelawangan Sembalun. Dari titik tersebut, proses berlanjut menuju rumah sakit melalui jalur darat yang menuntut fisik dan mental kuat dari tim penyelamat. Syafii menyebut total waktu evakuasi darat mencapai enam jam penuh, melewati medan berbatu, licin, dan menanjak.

“Tim kita luar biasa. Mereka tetap fokus dan profesional dalam menuntaskan tugas kemanusiaan ini, meski harus berhadapan dengan cuaca dan medan ekstrem,” imbuhnya.

Setibanya di RS Bhayangkara Polda NTB, jenazah Juliana segera menjalani proses autopsi sebagai bagian dari prosedur hukum dan diplomatik. Langkah ini dilakukan sebelum jenazah diserahkan secara resmi kepada pihak keluarga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *