BarataNews.id, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan pada awal pekan ini, Senin (23/6/2025), seiring masih tingginya kekhawatiran investor terhadap eskalasi konflik geopolitik di Timur Tengah. IHSG tercatat turun lebih dari 1% ke bawah level psikologis 6.800, melanjutkan tren negatif selama tiga hari terakhir pekan lalu.
Penurunan ini turut dipengaruhi oleh sentimen global yang memburuk usai Amerika Serikat menyerang fasilitas nuklir utama Iran. Presiden AS Donald Trump menyebut serangan tersebut sebagai “keberhasilan militer spektakuler” dan mempertegas keterlibatan AS dalam konflik antara Iran dan Israel.
Menurut riset Kiwoom Sekuritas, kekhawatiran utama pasar saat ini adalah potensi aksi balasan dari Iran yang bisa memperburuk kondisi keamanan regional dan memicu lonjakan harga energi global.
Oxford Economics dalam laporannya memperingatkan bahwa skenario terburuk seperti penutupan Selat Hormuz dan penghentian produksi minyak Iran dapat mendorong harga minyak mentah menembus US$ 130 per barel. Kenaikan ini diproyeksikan akan mendorong inflasi global menyentuh 6%, yang pada gilirannya bisa menunda rencana penurunan suku bunga oleh Federal Reserve.