BarataNews.id, Washington – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa militer AS telah berhasil menghancurkan sejumlah fasilitas nuklir milik Iran yang berada di dalam bunker bawah tanah. Serangan tersebut terjadi pada Sabtu (21/6) malam waktu setempat dan langsung memicu respons global dari berbagai pihak.
Dalam pidato yang disampaikan dari Gedung Putih pukul 22.00 waktu New York atau Minggu (22/6) pukul 10.00 WIB, Trump menyebut operasi tersebut sebagai “operasi militer yang sangat berhasil”. Ia menegaskan bahwa bunker-bunker nuklir utama Iran seperti Fordo, Natanz, dan Isfahan telah dihancurkan.
“Ini momen paling bersejarah untuk Amerika Serikat, Israel, dan dunia. Iran harus mengakhiri perang ini sekarang. Terima kasih!” tulis Trump di platform media sosialnya, Truth Social, beberapa saat sebelum pidato dimulai.
Meski tidak merinci jenis senjata yang digunakan, sejumlah sumber militer mengindikasikan bahwa serangan kemungkinan besar melibatkan jet pengebom siluman B-2 Spirit yang membawa bom penghancur bunker seberat 13.600 kilogram. Bom ini dirancang untuk menembus lapisan pelindung beton dan baja terdalam, menjadikannya satu-satunya senjata konvensional yang mampu menghancurkan instalasi seperti Fordo.
Fordo dikenal sebagai fasilitas pengayaan uranium berteknologi tinggi yang dibangun jauh di bawah gunung untuk menghindari serangan udara. Trump bahkan melakukan repost unggahan yang menyatakan, “Fordo telah lenyap.”
Pernyataan Trump langsung memicu gelombang kekhawatiran di komunitas internasional, terutama mengingat hubungan AS–Iran yang selama ini penuh ketegangan. Sejumlah analis menyebut ini sebagai eskalasi terbesar antara kedua negara sejak serangan rudal balasan Iran ke pangkalan AS di Irak pada 2020.
Kendati demikian, Trump dalam pernyataannya kembali menekankan bahwa serangan ini ditujukan untuk “menghentikan ancaman global” dan mendesak Iran agar menghentikan konflik yang kian memanas, termasuk dengan Israel.