Baratanews.id, Jakarta – Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional tembus 8 persen selama masa kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Untuk merealisasikan ambisi besar tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah menyiapkan delapan agenda prioritas nasional yang akan menjadi fondasi kebijakan ekonomi pemerintahan mendatang.
Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Sri Mulyani dalam acara Economic Update CNBC Indonesia yang mengusung tema “Striving for 8% Growth Despite Global Uncertainty”. Acara tersebut membedah berbagai peluang dan tantangan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi RI di tengah ketidakpastian global seperti konflik geopolitik dan perang dagang.
“Mari kita lihat delapan strategi ini dalam konteks fungsi produksi — kombinasi tenaga kerja, modal, dan produktivitas yang akan mendorong pertumbuhan lebih tinggi,” jelas Sri Mulyani dalam presentasinya.
Delapan strategi prioritas nasional tersebut meliputi:
- Ketahanan Pangan Nasional
Penguatan produksi pangan lokal dan stabilisasi harga kebutuhan pokok. - Ketahanan Energi
Perluasan energi terbarukan dan pengurangan ketergantungan impor energi. - Program Makan Bergizi Gratis
Distribusi makanan sehat bagi siswa untuk mendukung sumber daya manusia unggul. - Layanan Pendidikan Berkualitas
Peningkatan akses dan kualitas pendidikan dari tingkat dasar hingga tinggi. - Layanan Kesehatan Berkualitas
Perluasan jangkauan layanan kesehatan dengan fasilitas dan tenaga medis yang memadai. - Pembangunan Desa, UMKM dan Koperasi
Mendorong ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan desa dan pelaku usaha mikro. - Pertahanan Semesta
Penguatan pertahanan nasional berbasis masyarakat dan teknologi. - Percepatan Investasi dan Perdagangan Global
Reformasi regulasi dan penciptaan iklim investasi yang kondusif.
Menurut Sri Mulyani, agenda-agenda tersebut dirancang bukan hanya untuk mengejar angka pertumbuhan, tetapi juga untuk menciptakan struktur ekonomi yang lebih tangguh, inklusif, dan mandiri.
Ia juga menambahkan bahwa kunci utama untuk mencapai pertumbuhan 8% adalah melalui peningkatan produktivitas, serta optimalisasi tenaga kerja dan modal.