Baratanews.id, Jakarta – Bank Dunia resmi mengucurkan dukungan pembiayaan sebesar 2,13 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp34,7 triliun kepada Indonesia.
Dana ini dialokasikan untuk membiayai dua program strategis nasional, yakni pinjaman kebijakan pembangunan dan program perluasan listrik berkelanjutan.
Program pertama adalah pinjaman kebijakan pembangunan (Development Policy Loan/DPL) senilai 1,5 miliar dolar AS. Dana ini akan difokuskan untuk memperkuat digitalisasi sistem keuangan, mendukung penguatan pasar modal nasional, serta mendorong percepatan transisi energi terbarukan. Salah satu langkah konkretnya adalah penyederhanaan syarat konten lokal serta peningkatan dukungan terhadap industri hijau.
Sementara itu, program kedua adalah program perluasan listrik berkelanjutan atau dikenal sebagai ISLU, dengan nilai 600 juta dolar AS ditambah komponen hibah.
Proyek ini akan difokuskan untuk membuka akses listrik bagi sekitar 3,5 juta warga di wilayah Kalimantan dan Sumatera. Tak hanya itu, proyek ini juga mencakup pengembangan kapasitas listrik berbasis tenaga surya dan angin hingga mencapai 540 megawatt (MW).
Menurut pernyataan resmi, proyek ISLU ini diyakini akan memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi dan lingkungan.
Salah satunya adalah penurunan tarif listrik hingga 8%, serta kontribusi dalam pengurangan emisi karbon sebesar 10%—sejalan dengan komitmen Indonesia terhadap target emisi nol bersih (net zero emission).