Jika tidak segera ditangani, sifilis bisa masuk ke tahap laten (tanpa gejala) dan berlanjut ke tahap tersier yang jauh lebih berbahaya. Pada tahap ini, infeksi dapat merusak berbagai organ penting seperti otak, jantung, mata, dan sistem saraf, serta berpotensi menyebabkan kematian.
Sifilis pada Ibu Hamil dan Risiko ke Janin
Sifilis kongenital, yaitu penularan sifilis dari ibu ke bayi, menjadi salah satu perhatian utama. Infeksi ini dapat menyebabkan bayi lahir prematur, berat badan rendah, kelainan bentuk tubuh, hingga kematian. Oleh karena itu, Kemenkes menyarankan agar semua ibu hamil menjalani pemeriksaan skrining IMS sejak awal kehamilan untuk mencegah penularan vertikal.
Untuk menekan angka penyebaran sifilis dan IMS lainnya, pemerintah melalui Kemenkes mendorong masyarakat untuk melakukan pemeriksaan rutin dan tidak ragu berkonsultasi jika mengalami gejala mencurigakan. Terlebih, sifilis dapat diobati secara efektif dengan antibiotik, terutama jika terdeteksi sejak dini.
Kesadaran dan edukasi masyarakat menjadi kunci dalam pencegahan penyebaran penyakit ini. Dengan diagnosis dini dan pengobatan yang tepat, dampak buruk sifilis bisa dicegah secara signifikan.