BarataNews.id, Jakarta – Viral beredarnya foto-foto kerusakan lingkungan di kawasan Raja Ampat menuai perhatian publik, terutama setelah muncul dugaan bahwa gambar tersebut merupakan hasil rekayasa kecerdasan buatan (AI). Pemerintah pun angkat bicara, melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), untuk mengimbau masyarakat agar berhati-hati dalam menyikapi informasi visual yang beredar di media sosial.
Foto-foto yang memperlihatkan lanskap hutan gundul dan kerusakan alam di Pulau Piaynemo dan Pulau Gag menjadi sorotan utama dalam unggahan media sosial beberapa waktu lalu. Namun, pihak berwenang menegaskan bahwa sebagian gambar tersebut tidak mencerminkan kondisi sebenarnya di lapangan.
Pelaksana Tugas Direktur Komunikasi Publik Komdigi, Marroli J. Indarto, menyampaikan bahwa saat ini semakin sulit bagi publik membedakan antara gambar asli dengan hasil generasi AI. “Secara teknis, sangat sulit dibedakan tanpa pengecekan lebih mendalam seperti metadata atau tone gambar,” ujarnya.
Komdigi juga mengungkap bahwa pemerintah sedang merancang roadmap kecerdasan buatan yang akan diluncurkan pada Juli mendatang. Dokumen ini diharapkan menjadi dasar regulasi penggunaan AI, termasuk penyebaran konten visual yang dapat menimbulkan disinformasi.
Menteri ESDM, Bahlil Ladahalia, menegaskan bahwa foto-foto yang menyebutkan adanya aktivitas pertambangan ilegal di Raja Ampat telah diberi label hoaks oleh pihak berwenang. Dalam konferensi pers, ia memperlihatkan beberapa contoh gambar yang terbukti tidak sesuai fakta. “Jangan sampai kita menyimpulkan sesuatu hanya berdasarkan visual. Kita harus bijak dalam menyerap informasi,” tegasnya.