Pesan Soal Godaan dan Tekanan Jabatan
Lebih lanjut, Sunarto mengingatkan tentang tantangan integritas yang dihadapi seorang hakim, mulai dari tekanan internal hingga godaan eksternal dalam bentuk uang atau fasilitas. Ia mencontohkan, “Kalau ditawari Rp 50 juta, lalu Rp 100 juta, bahkan Rp 1 miliar, apakah kita masih bisa menahan diri?”
Ia menekankan pentingnya membentengi diri dari intervensi, terutama yang datang dari keluarga atau keinginan pribadi. “Yang paling berat bukan tekanan dari luar, tapi dari diri sendiri,” tambahnya.
Wanti-Wanti Soal Perilaku di Tempat Umum
Sunarto tak hanya menyoroti soal etika profesional, tapi juga sikap pribadi di ruang publik. Ia memperingatkan para hakim agar tidak terlihat di tempat-tempat yang dapat merusak wibawa, seperti diskotek atau karaoke malam.
“Silakan kalau mau ke diskotek, tapi saya jamin, usia jabatan Anda tidak akan panjang,” ucap Sunarto. Ia juga menyindir gaya berpakaian yang tidak pantas, seperti hakim laki-laki keluar rumah dengan celana pendek atau perempuan mengenakan daster ke pasar.
Pesan Penutup: Jadilah Wakil Tuhan yang Layak
Sebagai penutup, Sunarto kembali menekankan pentingnya menjaga marwah jabatan hakim sebagai perpanjangan tangan keadilan. “Jangan sampai keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa diganti dengan keadilan berdasarkan keuangan yang maha kuasa,” pungkasnya.