Kekalahan memalukan 0-6 yang dialami Timnas Indonesia saat melawan Jepang di Osaka menyisakan tanda tanya besar. Meski sudah mengamankan tiket ke putaran keempat, performa anak asuh Patrick Kluivert dinilai jauh dari kata siap menghadapi lawan sekelas Samurai Biru. Laga tersebut menguak kelemahan mendasar yang perlu segera dibenahi jika ingin bersaing di level elite Asia.
Absennya pemain kunci seperti Rizky Ridho terbukti memberi dampak besar di lini pertahanan. Koordinasi antara pemain belakang terlihat kacau, dan beberapa nama yang biasanya tampil solid justru kewalahan menghadapi tekanan cepat dari Jepang. Ketidaksiapan mengantisipasi rotasi pemain Jepang menjadi kelemahan fatal yang terus dimanfaatkan tuan rumah sepanjang pertandingan.
Selain faktor teknis, aspek mental juga menjadi sorotan. Timnas terlihat tidak bermain dengan determinasi penuh, diduga karena laga ini tidak menentukan nasib keduanya di klasemen akhir. Padahal, menjaga performa dan mentalitas tetap penting sebagai bekal menuju fase berikutnya yang jauh lebih berat.
Perbedaan kualitas dan level pengalaman juga menjadi penentu. Jepang yang menempati peringkat ke-17 dunia tampak berada di dimensi berbeda dibandingkan skuad Garuda yang masih berada di luar 100 besar FIFA. Kekalahan ini harus dijadikan bahan evaluasi menyeluruh, bukan sekadar insiden yang berlalu begitu saja.
