Jakarta, Baratanews.id – Mega Proyek Tanggul Laut Raksasa atau Giant Sea Wall (GSW) masuk ke dalam prioritas pembangunan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Nantinya, proyek ini akan tersambung dengan proyek Jalan Tol Semarang-Demak.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti mengatakan, pembahasan mengenai tanggul laut sendiri telah dilakukan di pemerintahan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
“Dulu kan sudah pernah dibahas dengan Menko Perekonomian ya kan, nah nantinya tentunya harus dilakukan secara masif dari Tangerang sampai Gresik tadi,” kata Diana, ditemui di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Jakarta Selatan, Selasa (3/12/2024).
Dalam rencana besarnya, nantinya proyek tersebut akan tersambung dengan proyek strategis nasional (PSN) Jalan Tol Semarang-Demak. Proyek tol sepanjang 26,84 km ini terletak di kawasan Semarang Timur. Sebagian ruas jalan tol ini didesain agar bisa terintegrasi dengan tanggul laut.
“Iya (tersambung Tol Semarang-Demak), itu bertahap-tahap (pembangunan Giant Sea Wall). Nanti kan disambungkan,” ujarnya.
Pembangunan tanggul laut sendiri telah dikaji sejumlah pihak melalui proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Kajian berfokus pada pembangunan tanggul di kawasan Jakarta. Beberapa tanggul pantai juga telah dibangun di beberapa titik di kawasan utara Jakarta.
“Ya kan sekarang Tangerang sudah, Tangerang sampai ke Pluit, kan nanti dilanjut terus kan, harus kita lihat dulu secara masterplan panjangnya nanti seperti apa, ini sedang dikaji,” kata Diana.
Sebagai informasi, sebagian ruas jalan Tol Semarang-Demak memang dirancang untuk terintegrasi dengan tanggul laut. Struktur timbunan di atas laut diperkuat oleh matras bambu setebal 17 lapis yang bertujuan untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar di lokasi konstruksi jalan
Mengutip keterangan pada laman Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), keberadaan jalan Tol Semarang-Demak ini harapannya bisa membantu mengatasi bencana banjir rob di kawasan Semarang Timur, khususnya Kaligawe-Sayung.
Proyek tol Semarang-Demak terbagi ke dalam dua bagian. Seksi I Semarang-Sayung yang merupakan porsi pemerintah, dan Seksi II Sayung-Demak sepanjang 16,31 km yang menjadi porsi investasi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT PP Semarang Demak (PPSD). Porsi BUJT telah beroperasi sejak 25 Februari 2023.
Sedangkan Seksi I Ruas Semarang-Sayung sepanjang 10,64 km ditargetkan rampung dan beroperasi pada 2027. Pengerjaan konstruksi pada paket 1B yang berada di atas laut sepanjang kurang lebih 10 Km menggunakan matras bambu sebagai pondasi.
Diperlukan sekitar 10 juta batang bambu yang dianyam oleh 1500 pekerja terampil. Bambu-bambu tersebut berasal dari Wonogiri, Magelang, dan Purworejo, dengan kriteria khusus yaitu lurus dengan panjang 8 meter dan diameter antara 8-10 cm.
Sementara itu, mengutip keterangan pada situs Kementerian Koordinator Perekonomian, Jalan Tol Semarang-Demak termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020. Jalan tol ini bernilai investasi Rp 5,44 triliun dengan skema kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Kajian basic design untuk GSW juga sebelumnya telah dilakukan oleh Korea Selatan dan Belanda melalui proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Kemudian di bulan Oktober 2024 lalu, Nanjing Hydraulic Research Institute (NHRI) asal China juga menunjukkan ketertarikan masuk ke proyek raksasa itu.
(Kord.Red/Tim/Zis).-