Scroll untuk baca artikel
Berita

Tolak Perintah Atasan Belikan Sarapan, Karyawati di China Dipecat

×

Tolak Perintah Atasan Belikan Sarapan, Karyawati di China Dipecat

Sebarkan artikel ini
Tolak Perintah Atasan Belikan Sarapan, Karyawati di China Dipecat
Tolak Perintah Atasan Belikan Sarapan, Karyawati di China Dipecat

Jakarta, Baratanews.id. Menuruti perintah atasan memang sudah menjadi kewajiban karyawan, tapi ketika perintah itu tidak sesuai desk job, maka bawahan boleh saja menolaknya. Namun gara-gara tidak mau menuruti perintah bos yang ‘semena-mena’, karyawati ini harus kehilangan pekerjaannya.

Seorang karyawati di Shanghai, China, dipecat setelah menolak membelikan sarapan untuk bosnya. Kisahnya diunggah di media sosial Xiaohongshu dan memicu reaksi netizen.

Wanita yang hanya diketahui bermarga Lou ini adalah karyawan baru di sebuah institusi pendidikan. Lou bercerita bahwa atasannya, wanita bermarga Liu, memintanya membawakan kopi Americano panas dan sebutir telur untuk sarapan setiap pagi.

Tak hanya itu, Liu juga kerap memaksa Lou untuk selalu menyiapkan sebotol air minum di mejanya. Lou yang merasa perintah itu tidak sesuai dengan tugasnya, menyampaikan protes di grup chat karyawan, membuatnya ditegur admin.

Lou menceritakan bahwa atasan perempuannya bersikeras agar dia membawakan “Americano panas dan telur” setiap pagi tanpa kecuali. Foto: Shutterstock
Lou menceritakan bahwa atasan perempuannya bersikeras agar dia membawakan “Americano panas dan telur” setiap pagi tanpa kecuali. Foto: Shutterstock

Tak lama kemudian, dia dipecat HRD dan diberitahu tidak akan menerima kompensasi apa pun. Perlakuan perusahaan yang tidak masuk akal membuatnya merasa tidak berdaya. Lou pun meminta atasannya mengganti biaya yang sudah dia keluarkan untuk membeli kopi, telur dan air minum kemasan.

Kisah Lou menarik perhatian publik dan menuai kecaman. Banyak yang membela Lou dan meminta perusahaan tersebut memenuhi hak-haknya sebagai karyawan.

“Bos ini memperlakukan bawahannya seperti asisten bebas, tidak etis dan merupakan penindasan,” ujar salah satu netizen.

“Lou menunjukkan keberanian yang signifikan dengan mengungkap perilaku bosnya”, dikutip dari media “wolypop”.

Keluhan Lou akhirnya diperhatikan perusahaan setelah kisahnya viral. Seperti dikutip dari South China Morning Post, perusahaan tersebut merilis pernyataan bahwa atasan Lou telah diberhentikan karena menyalahgunakan wewenang dan memaksa bawahan membantu urusan pribadinya.

Wang, kepala HRD, mengatakan bahwa pemecatan Lou semata-mata adalah keputusan Liu dan tidak sejalan dengan kebijakan perusahaan. Sementara itu, Lou mendapatkan kembali pekerjaannya dan melanjutkan tugas-tugas rutinnya, meskipun masih belum pasti apakah dia akan menerima kompensasi.

Pengalaman Lou merupakan satu dari banyak kasus bullying yang marak terjadi di China. Survei pada tahun 2020 yang dilakukan Zhilian Zhaopin, sebuah perusahaan perekrutan di China, mengungkapkan bahwa 64% karyawan pernah mengalami perundungan di tempat kerja.

Berbagai bentuk intimidasi yang umum termasuk dipaksa melakukan tugas-tugas yang tidak masuk akal, pelecehan verbal, hingga pelecehan seksual.

(Kord.Red/Tim/Zis).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *