baratanews.id – Joe Biden, presiden AS yang berusia 81 tahun, telah mengumumkan keputusannya untuk tidak mencalonkan diri kembali dalam pemilihan presiden mendatang. Keputusan ini mencerminkan kekhawatiran mendalam mengenai usianya dan kemampuannya untuk menjalani masa jabatan kedua yang penuh tantangan.
Kekhawatiran Umur dan Kemampuan Fisik
Biden, yang akan berusia 86 tahun di akhir masa jabatan keduanya jika terpilih, menghadapi kritik terus-menerus terkait usianya. Banyak pemilih merasa ragu akan kemampuannya untuk menjalani tugas kepresidenan secara efektif. Meskipun kampanye Biden terus berlanjut dengan dukungan dari Partai Demokrat setelah pemilihan menengah yang sukses, penampilannya yang semakin melemah selama debat presiden menjadi titik kritis.
Selama debat pertama melawan Donald Trump, Biden menunjukkan tanda-tanda kelelahan dan kesulitan dalam berbicara, yang memicu kekhawatiran di kalangan pendukungnya. Trump, yang terlihat lebih kuat dan koheren, mampu memanfaatkan situasi ini untuk meningkatkan dukungannya. Hal ini menambah tekanan pada Biden dan Demokrat untuk mempertimbangkan masa depannya sebagai kandidat.
Dukungan Demokrat yang Menurun
Pendukung Biden mulai mengkhawatirkan masa depan politik mereka setelah berbagai insiden media dan penampilan publik yang kurang meyakinkan. Data yang menunjukkan kemungkinan besar kehilangan Gedung Putih dan kursi kongres bagi Partai Demokrat memicu diskusi intens di kalangan pemimpin partai tentang masa depan Biden.
Setelah insiden serangan terhadap Trump yang memberikan Biden kesempatan untuk menunjukkan kepemimpinannya, penampilannya yang semakin menurun membuat Demokrat semakin yakin bahwa Biden harus mundur. Tekanan dari dalam partai dan data politik yang merugikan akhirnya mempengaruhi keputusan Biden untuk tidak mencalonkan diri kembali.
Dampak pada Politik AS
Keputusan Biden untuk mundur membuka peluang bagi calon-calon baru dalam Partai Demokrat. Keputusan ini juga berdampak pada dinamika politik di AS, dengan kemungkinan perubahan besar dalam persaingan politik menjelang pemilihan presiden mendatang.
Sumber: Guardian News