baratanews.id – Jakarta, Jumlah kelas menengah di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan, dengan beberapa laporan menunjukkan bahwa banyak dari mereka beralih menjadi miskin. Tekanan ekonomi yang semakin berat di awal tahun ini, ditambah dengan kenaikan harga bahan makanan pokok, telah menyebabkan banyak keluarga di kelas menengah berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Dalam konteks ini, artikel ini akan menguraikan faktor-faktor penyebab penurunan kelas menengah dan dampaknya terhadap masyarakat.
Menurut data terbaru, rata-rata gaji bersih karyawan di Indonesia pada Agustus 2023 hanya sebesar Rp3.178.227 per bulan, dengan variasi antara Rp5.500.624 di Jakarta hingga Rp2.321.344 di Jawa Tengah. Dengan inflasi bahan pangan yang melonjak hingga 10,33% pada Maret 2024, porsi pengeluaran untuk bahan makanan meningkat dari 13,9% menjadi 27,4% dari total pengeluaran. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin rendah pendapatan seseorang, semakin besar porsi pengeluaran untuk makanan.
Data dari World Bank menunjukkan bahwa pada 2018, 23% populasi Indonesia berada di kelas menengah, sementara 47% berada dalam kategori rentan. Namun, angka ini menurun pada 2019 dengan kelas menengah hanya mencapai 21%, sementara kategori rentan meningkat menjadi 48%. Penurunan berlanjut pada 2020 dengan kelas menengah turun menjadi 17% dan kategori rentan meningkat menjadi 49%.
Deindustrialisasi dini juga berkontribusi pada penurunan kelas menengah. Kontribusi industri manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) turun dari 23,56% pada Kuartal 1 2014 menjadi 19,28% pada Kuartal 1 2024. Penurunan ini berdampak pada berkurangnya lapangan kerja formal dan pendapatan masyarakat. Jumlah pekerja formal menurun dari 60% menjadi 30-40% dalam sepuluh tahun terakhir, menyebabkan peningkatan jumlah pekerja informal.
Menanggapi masalah ini, Menteri PPN Soeharso Monoarfa mengakui penurunan kelas menengah di Indonesia. Beliau menyebutkan bahwa banyak anggota kelas menengah beralih menjadi pekerja mandiri atau freelancer, meskipun data yang akurat tentang perubahan ini belum tersedia. Pemerintah berencana untuk meneliti lebih lanjut dan mencari solusi untuk mendukung kelas menengah yang menghadapi tekanan ekonomi yang berat.
Pemerintah diharapkan untuk memberikan kebijakan yang tidak memberatkan kelas menengah, mengingat peran penting mereka dalam perekonomian nasional sebagai penyumbang separuh dari total konsumsi rumah tangga Indonesia.