baratanews.id – Jakarta, Litbang Kompas baru-baru ini merilis hasil survei elektabilitas calon gubernur untuk Pilkada Jawa Timur yang akan dilaksanakan pada November 2024. Berdasarkan survei yang dilakukan pada bulan Juni 2024, Hofifa Indar Parawansa dari Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) masih memimpin dalam hal elektabilitas. Berikut adalah rincian hasil survei dan posisi masing-masing kandidat:
Khofifah Indar Parawansa
Ketua Umum Muslimat NU ini masih menjadi kandidat terfavorit dengan raihan 26,8% dalam simulasi pertanyaan terbuka. Khofifah, yang saat ini menjabat sebagai gubernur Jawa Timur petahana, menunjukkan kekuatan dukungan yang signifikan dari publik. Namun, survei juga mencatat bahwa 46,8% responden menyatakan tidak akan memilihnya, sementara 15,8% masih ragu atau tidak tahu.
Tri Risma Harini
Politisi dari PDI Perjuangan dan saat ini menjabat sebagai Menteri Sosial, berada di posisi kedua dengan 13,6% elektabilitas. Meskipun Risma memiliki dukungan yang cukup kuat, 42,8% responden menyatakan tidak akan memilihnya, dengan potensi keterpilihan yang lebih rendah dibandingkan Hofifa.
Emil Dardak
Mantan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, menempati posisi ketiga dengan elektabilitas sebesar 3,8%. Dardak menghadapi tantangan besar dengan 44,2% responden menyatakan tidak akan memilihnya.
Saifullah Yusuf (Gus Yusuf)
Gus Yusuf, yang pernah menjabat sebagai wakil gubernur, berada di posisi keempat dengan raihan 1,8%. Potensi keterpilihannya juga terbilang rendah dengan 42,8% responden menunjukkan ketidaksetujuan.
Marzuki Mustamar
Mantan pengurus wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur ini, yang diproyeksikan diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), hanya memperoleh 0,4% dalam survei. Meski ada dukungan dari PKB, Marzuki masih menghadapi tantangan besar dengan resistensi publik yang tinggi.
Eri Cahyadi
Walikota Surabaya ini berada di posisi terakhir dengan 0,8% elektabilitas. Eri Cahyadi juga menunjukkan tingkat resistensi yang cukup tinggi di kalangan responden dengan 36,4%.
Survei ini memberikan gambaran awal mengenai potensi dukungan dan tantangan yang dihadapi oleh masing-masing kandidat dalam persaingan menuju kursi gubernur Jawa Timur. Dengan hasil ini, partai-partai politik diharapkan dapat mempertimbangkan strategi mereka untuk menentukan calon yang akan diusung dalam Pilkada mendatang.